ETIKA
BISNIS
PT.
POS INDONESIA (Cab. Tanjung Barat)
Nama : 1. Amelia Rizka Pratiwi (13211407)
2. Dwi Puji Astuti
(12211255)
3. Nindia Rianasari
(15211181)
4. Yuni Sinta Sari
(17211669)
Kelas : 4
EA 14
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2014
A.
SEJARAH
PT. POS INDONESIA
Sejarah mencatat keberadaan Pos
Indonesia begitu panjang, Kantorpos pertama didirikan di Batavia (sekarang
Jakarta) oleh Gubernur Jendral G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus
1746 dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk, terutama
bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa dan bagi mereka yang
datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak itulah pelayanan pos telah lahir
mengemban peran dan fungsi pelayanan kepada publik.
Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.
Setelah Kantorpos Batavia didirikan, maka empat tahun kemudian didirikan Kantorpos Semarang untuk mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan pos kala itu ialah melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.
Perubahan Status Pos Indonesia
Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami
perubahan status mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan
usaha yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat komersial
dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan publik. Perkembangan
terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi
(PN Postel). Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi
berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan
Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi
Perum Pos dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam
menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam maupun luar
negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni 1995 berubah menjadi
Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia (Persero).
Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen kota/kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen kelurahan/desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia. Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi, jejaring Pos Indonesia sudah memiliki 3.700 Kantorpos online, serta dilengkapi elektronic mobile pos di beberapa kota besar. Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid & terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu diidentifikasi dengan akurat.
B. VISI
DAN MISI INDONESIA
V I S I
Menjadi Perusahaan pos terpercaya
M I S I
·
Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan
layanan yang selalu tepat waktu dan nilai terbaik
·
Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan
iklim kerja yang aman, nyaman dan menghargai kontribusi
·
Berkomitmen kepada pemegang saham untuk
memberikan hasil usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh
·
Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada
masyarakat
·
Berkomitmen untuk berperilaku transparan dan
terpercaya kepada seluruh pemangku kepentingan
C. ANALISIS SWOT
Strenght ( kekuatan )
PT.
Pos Indonesia berkomitmen untuk memberikan solusi terhadap permasalahan fungsi
logistik pelanggan, dengan kerangka kerja yang bersinergi dan bekerjasama untuk
mencapai tujuan. Kepercayaan dan kejujuran, saling menghargai, professional
adalah budaya yang diterapkan oleh PT. Pos Indonesia.
Strategi
PT. Pos Indonesia terfokus pada penciptaan nilai tambah bagi pelanggan melalui
penurunan harga, peningkatan layanan, implementasi yang lebih cepat dan
fleksibel.
Management
pada PT. Pos Indonesia adalah Management Unit Bisnis Total LogistikStrategic
diarahkan pada sebuah institusi yang dedicated dan fokus dengan orientasi utama
pada Total Solution kepada customer. Organisasi akan dikelola sebagai strategic
business unit ( SBU) PT Pos Indonesia yang mengedepankan prinsip-prinsip
pengelolaan bisnis secara professional.
Sumber
daya yang dapat digunakan sepenuhnya sumber daya dan kekuatan ( comparative
advantages) yang dimiliki oleh PT. Pos Indonesia ( Persero) dengan keunggulan
pada pengelolaan yang focus dan dedicated. Sumber daya manusia yang dimiliki
oleh Unit Bisnis Total Logistik adalah mereka yang sudah terpilih ( selected
people) yang telah mendapatkan berbagai pelatihan dan benchmark di bidang
Supply Chain Management, Integrated Logistics, Freight, dan Warehousing.
Pengalaman selama bertahun-tahun mengelola bisnis pos dengan kompetensi pada
saluran distribusi juga merupakan kekuatan yang diyakini mampu memberikan nilai
tambah. Kapasitas produksi yang dimiliki selain gedung, tanah, dan kendaraan yang
tersebar di seluruh Indonesia juga diperkuat dengan koneksi virtual dan
kesisteman jaringan yang sangat kuat antar satu node dengan node lainnya yang
hingga saat ini mungkin sulit disamai oleh pihak manapun juga.
Jaringan
layanan PT. Pos Indonesia adalah jaringan layanan yang berbasis kepada
pelanggan. Secara channel of distribution, maka jaringan meliputi seluruh
pelosok Indonesia yang meliputi tidak kurang dari 4.828 unit titik layanan
tetap ( gedung kantor) dan 39.434 titik simpul distribusi. Freight Forwarding
akan dibangun dengan system konsolidasi dengan jumlah main hub sebanyak 4 buah
yang terletak di Batam, Jakarta Tanjung Priuk , Jakarta Sukarno-Hatta, dan
Denpasar. Titik konsolidasi terletak di kota-kota Medan, Batam, Jakarta,
Bandung, Semarang, Yogya, Solo, Surabaya, Makassar, dan Denpasar.
Memberikan
layanan jasa ogistik secara paripurna dan customized yang senantiasa dapat
diintegrasikan kepada klien meliputi:
1)
Integrated Logistics :
Adalah sebuah konsep layanan Total Logistics yang memungkinkan penanganan
sebuah produk mulai dari hulu hingga hilir ( from tree to toilet) yang berbasis
pada konsep supply chain management ( scm) . Konsep pelayanan ini memadukan
tiga bidang bisnis logistic yaitu warehousing, Freight Forwarding dan
Transporting.
2)
Freight Forwarding :
Adalah sebuah konsep pelayanan yang diberikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan ( consignee) mulai dari pengurusan dokumen hingga penanganan
pengiriman barang mereka.
3)
Transporting : Adalah suatu bentuk jasa
trucking yang dibutuhkan customer untuk memindahkan kiriman dari satu tempat (
pabrikasi) ke distribution center ( DC) atau langsung ke retailer ( Point To
Point) .
4)
Warehousing : Adalah
jasa layanan Distribution Center yang di dalamnya terdapat aktivitas Cross
Docking, Inventory, Product Marking & Labeling, Selected Manufacturing
Activities dengan dukungan IT System yang appropriate.
Kemitraan
yang menjadi salah satu pilar key success factor akan di arahkan pada
penciptaan nilai tambah bagi customer. Kemitraan dengan pihak eksternal akan
dibangun dengan beberapa provider ( 3PL Logistics) yang bonafide dengan prinsip
win-win solution. Sedangkan kemitraan internal akan dibangun dengan prinsip
bundling services.
Weakness ( kelemahan )
Kurangnya
iklan publikasi untuk informasi produk, karena kebanyakan masyarakat Indonesia
masih belum paham dengan cara kerja atau pun mekanisme dari produk – produk
yang ada dalam PT POS INDONESIA sehingga konsumen enggan dalam menggunakan
produk yang telah ada.
Kebanyakan
produk – produk inovasi baru PT POS INDONESIA masih digunakan oleh masyarakat
menengah ke atas contohnya seperti mail online, terbatasnya jaringan online di
masyarakat itulah yang jadi hambatan karena tidak semua orang memiliki jaringan
internet.
Masyarakat
Indonesia masih belum percaya dengan keamanan informasi di Indonesia karena
banyaknya problem dan tragedy yang terjadi belakangan ini di dalam negeri. Oleh
sebab itu meyakinkan dan memberikan keamanan informasi produk – produk PT
POS INDONESIA adalah tugas utama agar masyarakat kembali percaya dan tidak
takut tentang hal hack system yang sedang marak belakangan ini.
Opportunity ( peluang )
Jasa
antaran lebih cepat dan terpercaya di dalam negeri atau secara terbatas ke luar
negeri melalui kerja sama dengan pemainpemain besar, seperti yang dilakukan
U.S. Postal Service dengan DHL dan FedEx.
Threat ( ancaman )
Teknologi
informasi memang bisa menjadi enabler bagi kemajuan perusahaan.
Namun, di sisi lain, juga kerap membawa instabilitas terhadap bisnis satu
perusahaan. Maraknya penggunaan Internet dan mobile phone yang
mendorong komunikasi lisan melalui telepon atau tertulis (e-mail dan SMS)
yang berdampak pada bisnis jasa pengiriman pos.
Di
luar itu, masih ada masalah lain yang menurutnya mengganggu kinerja perusahaannya.
Persepsi sebagai perusahaan negara, diakuinya, membuat SDM menjadi kurang
berjiwa kompetitif. Kemapanan status sebagai pegawai BUMN dan pemain tunggal di
bisnis jasa pengiriman surat dan logistik sangat kuat di benak karyawan. Citra
demikian berdampak negatif terhadap etos kerja karyawan yang berjumlah hampir
26 ribu orang. Dalam mencari dan menangkap berbagai peluang bisnis yang bisa
menjadi sumber pendapatan perusahaan, karyawan lebih banyak bersikap menunggu
dibandingkan menjemput bola. Tak heran jika jiwaentrepreneurship di sini
tidak berkembang dengan baik. Hal ini membuat PT. Pos Indonesia menjadi
tidak aware dan kurang sigap dalam mengantisipasi perkembangan dan
persaingan di bisnis sejenis.