KETAHANAN NASIONAL DALAM KEUTUHAN NEGARA
“PENGARUH GAM TERHADAP KETAHANAN NASIONAL INDONESIA”
DISUSUN OLEH :
NAMA : NINDIA RIANASARI
NPM : 15211181
KELAS : 2 EA 14
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
KETAHANAN NASIONAL DALAM KEUTUHAN NEGARA
“PENGARUH GAM TERHADAP KETAHANAN NASIONAL INDONESIA”
DISUSUN OLEH :
NAMA : NINDIA RIANASARI
NPM : 15211181
KELAS : 2 EA 14
Dalam rangka memenuhi syarat tugas dan ujian program studi bidang pendidikan kewarganegaraan
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2013
KATA MUTIARA
Gagal adalah awal dari kesuksesan, bila dalam hidup kita belum pernah gagal maka selama hidup kita belum pernah melakukan apa pun.
Dahulukan membenarkan diri sendiri, sebelum membenarkan orang lain.
Ini bukan seberapa keras kamu bekerja tetapi seberapa banyak yang kamu lakukan.
Orang hebat adalah dia yang mensyukuri apapun kekurangan yang mereka punya sekarang dan merubahnya menjadi kelebiha.
Kebahagian terbesar adalah membuktikan sesuatu apa yang dikatakan orang tidak bisa, tetapi kita buktikan kita bisa.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan judul : PENGARUH GAM TERHADAP KETAHANAN NASIONAL INDONESIA.
Karya ilmiah ini diajukan untuk memenuhi syarat bidang studi PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan yang telah diberikan selama penyusunan tugas karya ilmiah ini, yaitu :
1. Bapak Jumharijinis, selaku Dosen Pendidikan Kewarganegaraan yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam tugas ini.
2. Kedua orang tua, dan keluarga yang telah membantu dalam dukungan moril maupun materil untuk keberhasilan karya ilmiah ini.
3. Semua teman-teman 2 EA 14 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kekurangan tersebut. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Akhir harapan penulis, semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pembaca umumnya.
Depok, 11 Mei 2013
Nindia Rianasari
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
.....................................................................................................................i
KATA MUTIARA ........................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................iv
DAFTAR ISI
.................................................................................................................................v
BAB I
PENDAHULUAN
............................................................................................................1
1.1
Latar Belakang
.....................................................................................................................
1
1.2 Alasan Pemilihan Judul
.......................................................................................................
2
1.3
Rumusan Masalah
...............................................................................................................
2
1.4 Tujuan Penelitian
.................................................................................................................
2
1.5
Manfaat Penelitian
...............................................................................................................
2
1.6 Sistematika Penulisan
..........................................................................................................
2
BAB II LANDASAN TEORI
.....................................................................................................4
2.1 Ketahanan
Nasional ..............................................................................................................4
2.2 Hakikat
Ketahanan Nasional ................................................................................................4
2.3 Sifat
Ketahanan Nasional .....................................................................................................5
2.4 Ciri
Dan Asas Ketahanan Nasional .....................................................................................7
2.5 Hubungan
Timbal Balik (Interelasi) ...................................................................................8
2.6 Ketahanan Nasional dan
Usaha Penuangannya ke Dalam Kerangka Teori …….......….....9
2.7 Pembinaan Ketahanan Nasional
..........................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................12
3.1 Permasalahan
...............................................................................................................12
3.2 Pembahasan
.................................................................................................................12
BAB IV
PENUTUP.................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan
dan Saran .................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................................................18
CURRICULUM VITAE
.........................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Gerakan Aceh Merdeka atau GAM adalah
sebuah organisasi (yang dianggap separatis) yang memiliki tujuan supaya Aceh,
yang merupakan daerah yang sempat berganti nama menjadi Nanggroe Aceh
Darussalam lepas dari Negara Republik Indonesia. GAM dipimpin oleh Hasan di
tiro yang bermukim di Swedia dan berwarganegaraan Swedia. Tujuan utama GAM
adalah ingin NAD berpisah dengan NKRI. Di dalam situasi antara GAM dan
pemerintah, masyarakat NAD yang menjadi korban karena terjadi konflik antara
GAM dan pemerintah sehingga para anggota GAM sering melakukan penculikan dan
penarikan pajak terhadap para masyarakat NAD bahkan juga terjadi perang,
sehingga para masyarakat NAD menjadi resah. Untuk itu para masyarakat NAD
meminta agar pemerintah segera menyelesaikannya.
Dalam menyelesaikan konflik yang terjadi
antara pemerintah NAD dengan GAM, pemerintah pusat melancarkan dua strategi
yaitu otonomi khusus (untuk aspek agama, ekonomi, dan politik) bagi masyarakat
sipil yang ada di NAD. Selain itu pemerintah juga mengadakan perundingan yang
di kenal dengan sebutan COHA, hasil dalam perundingan ini pemerintah dan GAM
tetap pada pendirian masing – masing.
Pembahasan ini tidak akan lepas dari
ketahanan nasional, karena Hakekat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keulatan
dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan menggambarkan kekuatan
nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam
mencapai tujuan nasional. Selain itu merupakan pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh
aspek kehidupan nasional.
Sedangkan konsepsi ketahan nasional
adalah keseimbangan dan keserasian dalam kehidupan sosial melingkupi seluruh
aspek kehidupan secara utuh menyeluruh berlandaskan falsafah bangsa, ideologi
negara, konstitusi dan wawasan nasional dengan metode astagrata. Konsepsi
ketahanan nasional ini merupakan saran untuk mewujudkan ketahanan nasional.
1.2
Alasan
Pemilihan Judul
Dalam penulisan karya ilmiah ini yang
berjudul “PENGARUH GAM TERHADAP KETAHANAN NASIONAL INDONESIA”. Penulis ingin
menyampaikan kepada para pembaca agar mahasiswa sebagai kalangan intelektual
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya mengerti dan paham akan pentingnya
ketahanan nasional.
1.3
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah :
-
Apa saja yang
menimbulkan pemberontakan GAM
-
Apa saja pengaruh yang
ditimbulkan dari pemberontakan GAM
-
Apa saja langkah yang
dilakukan pemerintah dalam mengatasi pemberontakan GAM
1.4
Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah
untuk :
-
Mengetahui hal-hal yang
menimbulkan pemberontakan GAM.
-
Mengetahui pengaruh
yang ditimbulkan pemberontakan GAM terhadap ketahanan nasional Indonesia.
-
Mengetahui
tindakan/langkah yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi pemberontakan GAM.
1.5
Manfaat
Penelitian
Untuk menghadapi tantangan yang semakin
kompleks di era globalisasi, dimana perubahan-perubahan terjadi begitu cepat,
manusia Indonesia harus memiliki ketahanan pribadi yang kuat yang berlandaskan
kepribadian Pancasila yang mampu berinteraksi dengan lingkungannya.
1.6
Sistematika
Penulisan
Penulisan ini terdiri dari 4 bab dimana
setiap babnya memiliki sub bab sistematikanya adalah sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas latar belakang
penulisan, rumusan batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisikan landasan atas
teori-teori yang mengacu pada tema penulisan karya tulis ini.
BAB 3 PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi uraian mengenai judul
yang dipakai, yaitu tentang “PENGARUH GAM TERHADAP KETAHANAN NASIONAL
INDONESIA”, tindakan pemerintah dalam mengatasi pemberontakan yang dilakukan
oleh GAM.
BAB 4 PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dan
saran-saran atas isi dari karya tulis ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional
adalah Perihal tahan ( kuat ) keteguhan hati, ketabahan dalam rangka kesadaran.
Dalam pengertian nasional ( bangsa yang telah menegara ) tersimpul faham bahwa
penduduk dari suatu wilayah tertentu yang telah mempunyai pemerintahan nasional
dan berdaulat. Dengan demikian istilah nasional itu tidak hanya mencakup
pengertian bangsa atau suatu wilayah semata – mata, tetapi lebih menunjukan
makna sebagai “ kesatuan dan persatuan kepentingan bangsa yang telah
menegara”. Guna menjelaskan pengertian
Ketahanan Nasional kepada bangsa asing dengan menggunakan bahasa inggris,
istilah terjemahannya yang paling mendekati pengertian aslinya adalah National Resilience. Hal tersbut
didasarkan pada pengalaman Lemhannas dalam menyebarluaskan pengertian tersebut
di atas selama lebih kurang dua dasawarsa.
Untuk
tetap memungkinkan berjalannya pembangunan nasional yang selalu harus menuju ke
tujuan yang ingin dicapai dan agar dapat secara efektif dielakkan dari
hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan yang timbul baik dari luar maupun
dari dalam, maka pembangunan nasional diselenggarakan melalui pendekatan
ketahanan nasional yang mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan
bangsa secara utuh dan menyeluruh.
Ketahanan nasional
adalah kondisi dinamis yang merupakan integrasi dari kondisi tiap aspek
kehidupan bangsa dan negara. Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah
kemampuan dan ketangguhan sesuatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Berhasilnya pembangunan nasional
akan meningkatkan ketahanan nasional. Selanjutnya ketahanan nasional yang
tangguh akan lebih mendorong pembangunan nasional.
2.2
Hakikat Ketahanan Nasional
Ketahanan
nasional yang dikembangkan bangsa Indonesia dapat meliputi sebagai berikut.
a. Ketahanan
ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan
akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang
dan memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan untuk menangkal
penetrasi ideologi asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa.
b.
Ketahanan politik
adalah kondisi kehidupan politik bangsa yang berlandaskan demokrasi politik
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, mengandung kemampuan
stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta kemampuan menerapkan politik
luar negeri yang bebas aktif.
c.
Ketahanan ekonomi
adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang berlandasakan demokrasi
ekonomi berdasarkan Pancasila, yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian ekonomi
nasional dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang
adil dan merata.
d.
Ketahanan sosial budaya
adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional
berdasarkan Pancasila, yang mengandung kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial
budaya manusia dan masyarakat indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju, dan
sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta
kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan
nasional.
e.
Ketahanan pertahanan
keamanan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela
negara seluruh rakyat yang mengandung kemauan memelihara stabilitas pertahanan
keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil – hasilnya,
serta kemampuan mempertahankankedaulatan negara dan menangkal segala bentuk
ancaman.
2.3 Sifat Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional bagi
bangsa Indonesia dikembangkan seiring dengan budaya bangsa Indonesia yang
bersifat integratif seperti yang disampaikan Prof. Mr. Soepomo sehingga
semangat persatuan dan kesatuan merupakan kekuatan bangsa dalam mempertahankan
eksistensi yang selama ini telah diuji dan sejarah mencatatnya sebagai
kebenaran konsepsi bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita.
Sifat-sifat
ketahanan nasional, sebagai berikut.
a. Manunggal
Manunggal dalam tata kehidupan nasional
merupakan ciri utama bangsa Indonesia dalam berbangsa dan bernegara, yaitu
manunggalnya unsur lahiriah dan batiniah serta manunggalnya unsur materiil dan
spiritual.
b. Mawas ke Dalam
Ketahanan nasional bagi bangsa Indonesia
dalam upaya membangun kekuatan nasional bukan ditujukan untuk kepentingan
ekspansi. Ketahanan nasional yang dikembangkan adalah suatu wawasan untuk
kepentingan ke dalam yang disemangati oleh persahabatan untuk perdamaian.
c.Berwibawa
Berwibawa adalah hasol pancaran kejiwaan
dari sikap bangsa yang mandiri dan percaya atas kebenaran perjuangan sehingga
disegani dan dihormati dalam pergaulan
antarbangsa.
d.
Dinamis (Berubah
Menurut Waktu)
Ketahanan nasional mengehndaki sikap
yang terbuka dan memiliki pandangan yang jauh ke depan sehingga bangsa itu
mampu menyesuaikan diri terhadap setiap perubahan zaman.
e. Tidak Adu Kekuatan atau
Adu Kekuasaan
Konsepsi ketahanan nasional yang mawas
diri sangat berbeda dengan berbagai konsepsi negara yang bersifat ekspansif,
baik di bidang politik maupun ekonomi.
f. Percaya Diri
Percaya diri sendiri digunakan sebagai
asa pembangunan nasional, yaitu pembangunan nasional harus berlandaskan pada
kemampuan dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepada kepribadian bangsa.
g.
Tidak Bergantung Pihak
Lain
Sikap mental yang masih bergantung
sangat merugikan kepribadian suatu bangsa dan tidak dapat memajukan dirinya
sejajar dengan negara-negara lain yang lebih dahulu maju.
1.
Ciri Ketahanan Nasional
a. Ketahanan nasional
dijadikan prasyarat utama bagi bangsa yang sedang membangun karena semangat
tidak mengenal menyerah akan memberikan dorongan dan rangsangan untuk berbuat
dalam mengatasi tantangan, hambatan, dan gangguan yang timbul.
b. Bagi bangsa yang baru
membangun dirinya tidak lepas dari pencapaian tujuan sebagaimana
dicita-citakan.
c. Ketahanan nasional
diwujudkan sebagai kondisi dinamis bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
bangsa untuk mengembangkan kekuatan.
d.
Didasarkan pada
astagatra.
e. Dijiwai wawasan nasional.
f.
Pola umum operatif
didasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2.
Asas
Pengembangan ketahanan nasional bangsa
Indonesia didasari pada asas, sebagai berikut.
a.
Kesejahteraan dan
Keamanan
Penyelenggaraan ketahanan nasional
dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan dan keamanan yang senantiasa yang
terdapat pada setiap saat dalam kehidupan nasional, sesuai dengan kondisi dan situasi yang dihadapi.
b.Utuh Menyeluruh Terpadu
Ketahanan nasional mencakup kehidupan
bangsa secara menyeluruh dari seluruh kehidupan bangsa dalam wujud persatuan
dan kesatuan, perpaduan yang selaras, serasi dan seimbang dari seluruh aspek
kehidupan bangsa dan negara.
c. Kekeluargaan
Sikap kekeluargaan mengandung kearifan,
kebersamaan, kesamaan, gotong royong, rasa tenggang dan tanggu jawab dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Mawas Diri
Dalam interaksi hubungan dengan
lingkungan baik kadalam maupun keluar, bangsa Indonesia harus mampu
bermawasdiri. Ngaruh hubungan interaksi itu akan memberikan dampak, baik yang
bersifat posotif maupun negatif sehingga diperlukan mawasdiri. Khusus dalam
rangka arus globalisasi, bangsa Indonesia harus pandai dalam menyesuaikan diri.
2.5
Hubungan
Timbal Balik (Interelasi)
Antara
trigatra dan pancagatra serta antargatra itu sendiri terdapat hubungan timbal
balik yang sangat erat.
1.
Hubungan Antargatra di
Dalam Trigatra
a.
Antara Geografi dan
Kekayaan Alam
b.
Antara Geografi –
Penduduk
c.
Antara Kekayaan Alam –
Penduduk
2.
Hubungan Antargrata di
Dalam Pancagatra
a.
Ideologi sebagai
falsafah hidup bangsa dan landasan ideal negara.
b.
Tingkah laku politik
seseorang dipengaruhi oleh bermacam hal yang satu dengan yang lainnya saling
berkaitan.
c.
Ketahanan ekonomi
berhubungan erat dengan ketahanan di bidang ideologi, politik, sosial-budaya,
dan pertahanan-keamanan yang berfungsi sebagai penunjang.
d.
Keadaan sosial yang
serasi, stabil dinamik, berbudaya, dan berkepribadian hanya dapat berkembang di
dalam suasana aman dan damai.
e.
Ketahanan
pertahanan-keamanan memerlukan penunjang gatra lain.
3.
Hubungan Antara
Trigatra dan Pancagatra
a. Ketahanan
Nasional hakekatnya bergantung kepada kemampuan bangsa/negara di dalam
mempergunakan aspek alamiahnya sebagai dasar penyelenggaraan kehidupan nasional
di segala bidang.
b. Ketahanan
Nasional mengandung pengertian keutuhan dimana terdapat saling hubungan erat
antargrata di dalam keseluruhan kehidupan nasional.
c. Kelemahan
di salah satu bidang dapat mengakibatkan kelemahan di bidang lain dan
mempengaruhi kondisi keseluruhan.
4.
Hubungan Antara
Ketahanan Nasional dan Wawasan Nasional
a. Wawasan
Nasional sebagai cara pandang suatu bangsa memberi sifat ciri-ciri khas
Ketahanan Nasionalnya.
b. Untuk
memperjuangankan hak hidup dan mencapai tujuan nasional mutlak diperlukan
Ketahanan Nasional.
c.
Wawasan Nasional
merupakan basis bagi Ketahanan Nasional nyata.
2.6
Ketahanan Nasional dan Usaha Penuangannya ke Dalam Kerangka Teori
Dalam kegiatan ilmiah,
terdapat tiga unsur yang perlu diperhatikan, yaitu data, teori dan nilai. Untuk
memperoleh tingkat ketahanan yang nyata, dibutuhkan data sebagai tumpuan
objektif, yang kemudian diperlukan suatu konsep teori untuk dapat memahami data
itu. Selanjutnya, diperlukan nilai-nilai yang berkemampuan meninjau dan
memberikan kritik-kritik terhadap kenyataan yang diajukan oleh data. Pada
akhirnya, dibutuhkan nilai-nilai dan konsep teoretis untuk dapat
mengkonstruksikan suatu gambaran untuk masa datang.Dengan demikian, ilmu
pengetahuan dapat secara logis dan sistematis merumuskan sebagai suatu kegiatan
integrasi antara empirisme, kritisisme, dan konstruktivisme. Sifat-sifat
ketahanan nasional yang tidak ekspansif dan menunjukan sifat yang menunggal
(integratet) mawas kedalam arti diperuntuhkan diri sendiri dalam mewujudkan
kepribadian bangsa sendiri dan tidak menutup diri atau tidak dalam arti
nasionalisme sempit, berwibawa dan tidak bersandar kepada kekuasaan dan
kekuatan yang dapat menjauhkan sifat kebersamaan (dapat menumbuhkan sifat
antaginistis dan konfontrasi).
2.7 Pembinaan
Ketahanan Nasional
Bangsa Indonesia
melakukan pembangunan nasional meliputi berbagai aspek kehidupan bangsa yang
dikenal dengan astagatra yang terdiri dari gatra alamiah dan gatra sosial
(dinamik). Delapan aspek kehidupan nasional yang dimaksud, sebagai berikut.
1. Trigatra
a. Aspek
Geografi
Pembinaan geografi bagi bangsa Indonesia
dapat dilakukan dengan tiga cara sebagai berikut.
1.) Terhadap penyebaran pulau-pulau dan masalah
perbatasan dilakukan dengan tetap memelihara persatuan dan kesatuan bangsa baik
dengan penempatan transmigrasi di daerha perbatasan maupun pengamanan daerah
perbatasan dan dengan melaksanakan politik bertetangga baik.
2.) Peranan media elektronika menjadi sangat
strategis dalam melakukan pengindraan jarak jauh baik untuk pembinaan persatuan
bangsa maupun untuk kepentingan pertahanan.
3.) Pembinaan teritorial oleh seluruh aparat
sipil dan militer dalam membina wilayahnya dapat dipersiapkan untuk menjadi
alat dan ruang juang.
b.
Aspek Sumber Alam
Pemanfaatan seluruh kekayaan alam suatu
negara didasarkan pada asas optimasi lestari dan daya saing. Dalam pemanfaatan
potensi sumber daya alam memerlukan:
1.) Permodalan
2.)
Penguasaan teknologi
3.)
Penyediaan tenaga
Terampil
4.)
Masalah lingkungan
hidup dalam rangka pelestarian sumber daya alam
c.
Jumlah Penduduk
Berhubungan erat dengan kepentingan
peningkatan kesejahteraan dan masalah pertahanan keamanan.
2. Pancagatra
a.
Aspek Ideologi
Ketahanan ideologi
adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan akan
kebenaran ideologi Pancasila.
b.
Aspek Politik
Kekuasaan suatu negara
berada pada penyelenggara pemerintahan sehingga perjuangan politik berhubungan
erat dengan perjuangan untuk menjalankan pemerintahan. Dalam integrasi politik,
terdapat dua masalah utama.
1.) Bagaimana
rakyat tunduk dan patuh pada tuntutan negara
2.) Bagaimana
meningkatkan konsensus normatif yang mengatur tingkah laku politik warga negara
c.
Aspek Ekonomi
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 33,
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asa kekeluargaan.
Perekonomian Indonesia didasarkan pada budaya bangsa yang sifatnya integratif.
Bagi suatu negara, dengan perubahan suasana perekonomian yang global juga akan
berpengaruh dalam menciptakan kondisi, situasi serta akibat yang berbeda
terhadap kehidupan ekonomi suatu negara, hal ini meliputi:
1.)
Sifat Keterbukaan
2.)
Struktur Ekonomi
3.)
Pembinaan Sumber Daya
Manusia
4.)
Potensi Sumber Daya
Alam
5.)
Pengelolaan Sumber Daya
6.)
Kemampuan Manajemen
7.)
Penyediaan
Infrastruktur
8.)
Hubungan Ekonomi Luar
Negeri
9.)
Pemasaran
10.)
Peranan Birokrasi dan
Masyarakat
d.
Aspek Sosial Budaya
Budaya adalah totalitas yang hidup dalam
suatu masyarakat, yang terdiri dari sistem peralatan, penerapan teknologi,
sistem religi dan pandangan hidup, kesenian, dan sistem ilmu pengetahuan serta
lingkungan hidup yang berpengaruh pada tata laku masyarakat tertentu.
e.
Aspek Pertahanan dan
Keamanan
Berbagai faktor yang berpengaruh
terhadap pertahanan dan keamanan sebagai berikut.
1.) Doktrin
Pertahanan Keamanan
2.) Wawasan
Nasional
3.) Sistem
Pertahanan dan Keamanan
4.) Keadaan
Geografi Negara
5.) Sumber
Daya Manusia
6.) Integrasi
Angkatan Bersenjata dan Rakyat
7.) Pendidikan
Kewiraan
8.) Materiil
9.) Penguasaan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
10.)
Kemampuan Manajemen
11.)
Pengaruh Luar Negeri
12.)
Kepemimpinan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Permasalahan
Dalam makalah
ini penulis akan mencoba memaparkan mengenai masalah yang berhubungan
dengan, Gerakan Aceh Merdeka adalah
masalah Ketahanan Nasional. Ada beberapa hal yang akan kita jadikan sebagai
permasalahan kita yakni:
-
Latar belakang apa yang
menimbulkan pemberontakan GAM ?
-
Pengaruh apakah yang di
timbulkan pemberontakan GAM terhadap ketahanan nasional indonesia ?
-
Tindakan/ langkah apa
yang di lakukan pemerintah untuk mengatasi pemberontakan GAM ?
3.2. Pembahasan
Kali ini penulis
akan membahas masalah yang pertama, latar belakang pemberontakan GAM, GAM lahir
karena kegagalan gerakan Darul Islam pada masa sebelumnya. Darul Islam muncul
sebagai reaksi atas ketidak berpihakan Jakarta terhadap gagasan formalisasi Islam
di Indonesia. Darul Islam adalah sebuah gerakan perlawanan dengan ideologi
Islam yang terbuka. Bagi Darul islam, dasar dari perlawanan adalah Islam,
sehingga tidak ada sentimen terhadap bangsa-bangsa lain, bahkan ideologi Islam
adalah sebagai perekat dari perbedaan yang ada. Gagasan ini juga berkembang
dalam gerakan Darul Islam di Aceh.
Akan tetapi,
paska berhentinya perlawanan Darul Islam Aceh, keinginan Aceh untuk melakukan
Islamisasi di Indonesia menjadi lebih sempit hanya kepada Aceh. Perubahan ini terjadi
disebabkan karena kegagalan Darul Islam diseluruh Indonesia, sehingga memaksa
orang Aceh lebih realistis untuk mewujudkan cita-cita. Yang menjadi menarik
adalah, GAM yang melanjutkan tradisi perlawanan Aceh, ternyata tidak
melanjutkan ideologi Islam yang terlebih dahulu digunakan oleh Darul Islam.
Sebagaimana yang disebutkan bahwa GAM lebih memilih nasionalisme Aceh sebagai
isu populisnya, yang mempengaruhi muculnya GAM berikutnya adalah faktor ekonomi, yang berwujud ketidakadilan
dan ketimpangan ekonomi antara pusat dengan daerah. Pemerintahan sentralistik
Orde Baru menimbulkan kekecewaan berat terutama di kalangan elite Aceh. Pada
era Soeharto, Aceh menerima 1% dari anggaran pendapatan nasional, padahal Aceh
memiliki kontribusi 14% dari GDP Nasional. Terlalu banyak pemotongan yang
dilakukan pusat yang menggarap hasil produksi dari Aceh. Sebagian besar hasil
kekayaan Aceh dilahap oleh penentu kebijakan di Jakarta. Meningkatnya tingkat
produksi minyak bumi yang dihasilkan Aceh pada 1970-an dan 1980-an dengan nilai
1,3 miliar US Dolar tidak memperbaiki kehidupan sosial ekonomi masyarakat Aceh.
Kemunculan GAM
pada masa awalnya langsung mendapat respon oleh pemerintah Orde Baru dengan
melakukan operasi militer yang represif, sehingga membuat GAM kurang bisa
berkembang. Walau demikian, GAM juga melakukan pelebaran jaringan yang membuat
mereka kuat, baik pada tingkat internasional maupun menyatu dengan masyarakat
dan GAM bisa terus bertahan.Pada masa Orde Baru GAM memankan dua wajah; satu
wajah perlawanan (dengan pola-pola kekerasan yang dilakukan), dan strategi
ekonomi-politik yang dimainkan (dengan mengambil uang pada proyek-proyek
pembangunan).
Masalah
berikutnya yakni pengaruh apakah yang di timbulkan pemberontakan GAM, terhadap
ketahanan nasional Indonesia, pengaruhnya masuk dalam berbagai aspek kehidupan
bernegara, terutama terhadap kesatuan dan persatuan yang secara otomatis akan
menimbulkan perpecahan lalu akan memotivasi daerah lain yang mempunyai
keinginan memberontak di saat pemerintah sedang mengurusi masalah masalah GAM,
serta Gerakan separatis di Aceh telah banyak melibatkan penggunaan sumberdaya
nasional, dan akibatnya telah menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang
tidak kecil.untuk berikut–berikutnya indonesia harus mempunyai Langkah-langkah
kebijakan dalam pencegahan dan penanggulangan separatisme adalah (1) pemulihan
keamanan untuk menindak secara tegas separatisme bersenjata yang melanggar
hak-hak masyarakat sipil; (2) meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah
rawan konflik atau separatisme melalui perbaikan akses masyarakat lokal
terhadap sumber daya ekonomi dan pemerataan pembangunan antardaerah; (3)
meningkatkan kualitas pelaksanaan otonomi dan desentralisasi; (4) mendeteksi
secara dini dan pencegahan awal potensi konflik dan separatisme; (5)
melaksanakan pendidikan politik secara formal, informal, dialogis, serta
melalui media massa dalam rangka meningkatkan rasa saling percaya; (6)
menguatkan kelembagaan pemerintah daerah di bidang pelayanan publik; dan (7)
menguatkan komunikasi politik pemerintah dengan masyarakat.
Contoh upaya
yang dilakukan dalam pencegahan dan penanggulangan separatisme ditempuh melalui
program-program sebagai berikut.
A. Pengembangan
Ketahanan Nasional
Pengembangan
ketahanan nasional dimaksudkan sebagai usaha mengembangkan dan meningkatkan
ketahanan nasional, wawasan nasional dan sistem manajemen nasional, serta
wawasan kebangsaan bagi warga negara dalam rangka mengatasi berbagai aspek
ancaman terhadap kehidupan bangsa dan negara.
Untuk mencapai
tujuan tersebut, telah dilakukan perumusan rancangan kebijakan nasional dalam
rangka pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin tercapainya tujuan dan
kepentingan nasional dan keselamatan negara dari ancaman terhadap kedaulatan,
persatuan, dan kesatuan. Untuk itu, peneliteian dan pengkajian strategis
masalah aktual yang berkaitan dengan konsepsi pertahanan dan keamanan nasional,
wawasan nusantara, ketahanan nasional, dan sistem manajemen nasional merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendukung upaya mencapaian tujuan tersebut.
B. Penyelidikan,
Pengamanan dan Penggalangan Keamanan Negara
Penyelidikan,
pengamanan, dan penggalangan keamanan negara dimaksudkan sebagai usaha
meningkatkan kemampuan profesionalisme intelijen guna lebih peka, tajam, dan
antisipatif dalam mendeteksi dan mengeliminasi berbagai ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan yang berpengaruh terhadap kepentingan nasional dalam hal
deteksi dini untuk mencegah dan menanggulangi separatisme.
Untuk mencapai
tujuan tersebut, telah dilakukan operasi intelijen dalam hal deteksi dini untuk
mencegah dan menanggulangi separatisme, koordinasi seluruh badan-badan
intelijen pusat dan daerah di seluruh wilayah NKRI dalam hal mencegah dan
menanggulangi separatisme, serta pengkajian analisis intelijen perkembangan lingkungan
strategis, pengolahan dan penyusunan produk intelijen dalam hal deteksi dini
untuk mencegah dan menanggulangi separatisme.
C. Penjagaan
Keutuhan Wilayah NKRI
Penjagaan
keutuhan wilayah NKRI dimaksudkan sebagai usaha mewujudkan kesiapan operasional
dan penindakan ancaman baik berupa invasi/agresi dari luar dan ancaman dari
dalam baik ancaman militer maupun nonmiliter.
Untuk mencapai
tujuan tersebut, dilakukan antisipasi dan pelaksanaan operasi militer atau
nonmiliter terhadap gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari NKRI
terutama gerakan separatisme bersenjata yang mengancam kedaulatan dan keutuhan
wilayah Indonesia.
Di samping itu,
dilakukan pula antisipasi dan pelaksanaan operasi militer atau nonmiliter
terhadap aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras, dan
agama serta ideologi di luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki
keterkaitan dengan kekuatan-kekuatan di luar negeri.
D. Pemantapan
Keamanan Dalam Negeri
Pemantapan
keamanan dalam negeri dimaksudkan sebagai usaha meningkatkan dan memantapkan
keamanan dan ketertiban wilayah Indonesia terutama di daerah rawan, seperti
wilayah laut Indonesia, wilayah perbatasan, dan pulau-pulau terluar, serta
meningkatkan kondisi aman wilayah Indonesia dari tindak kejahatan separatisme.
Untuk mencapai
tujuan tersebut, telah dilakukan operasi keamanan dan penegakan hukum dalam hal
penindakan awal separatisme di wilayah kedaulatan NKRI, upaya keamanan dan
ketertiban di wilayah perbatasan dan pulau-pulau terluar, serta pendekatan persuasif
secara intensif kepada masyarakat yang rawan terhadap pengaruh separatis.
E. Peningkatan
Komitmen Persatuan dan Kesatuan Nasional
Peningkatan
komitmen persatuan dan kesatuan nasional dimaksudkan sebagai usaha menyepakati
kembali makna penting persatuan nasional dalam konstelasi politik yang sudah
berubah.
Untuk mencapai
tujuan tersebut, telah dilakukan pendidikan politik masyarakat dan sosialisasi
wawasan kebangsaan. Di samping itu, diupayakan pula perwujudan dan fasilitasi berbagai forum dan
wacana-wacana sosial politik yang dapat memperdalam pemahaman mengenai
pentingnya persatuan bangsa, mengikis sikap diskriminatif, dan menghormati
perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.
F.
Peningkatan Kualitas
Pelayanan Informasi Publik
Peningkatan
kualitas pelayanan informasi publik sebagai usaha meningkatkan mutu pelayanan
dan arus informasi kepada dan dari masyarakat untuk mendukung proses
sosialisasi dan partisipasi politik rakyat.
Untuk mencapai
tujuan tersebut, dilakukan implementasi upaya proaktif dalam penyediaan
informasi yang lebih berorientasi pada permintaan dan kebutuhan nyata
masyarakat, serta memperluas jaringan informasi dan penyiaran publik untuk
mempromosikan nilai-nilai persatuan dan persamaan secara sosial.
Kemudian kita
akan membahas masalah berikutnya, langkah apakah yang di lakukan pemerintah
dalam menangani GAM, Dalam rangka menyelesaikan masalah separatisme di Aceh
secara damai, bermartabat dan menyeluruh, Pemerintah Republik Indonesia dan
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dalam kurun waktu terakhir ini secara intensif
melakukan perundingan informal di Helsinski yang difasilitasi oleh Crisis
Management Inisiative. Berbagai issue penting yang telah disepakati oleh kedua
belah pihak dalam perundingan damai tersebut diharapkan akan menjadi landasan
yang kokoh dalam penyelesaian masalah separatisme di Aceh. Lalu Pemerintah
Republik Indonesia bertekad menyelesaikan secara damai, komprehensif, dan
bermartabat dalam bingkai NKRI. Dengan berpedoman pada Memorandum of
Understanding (MoU) antara Pemerintah RI dengan GAM yang ditandatangani pada
tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki, sebagai langkah nyata, Pemerintah RI
dengan negara Uni Eropa dan negara ASEAN akan menandatangani MoU tentang
keikutsertaan Aceh Monitoring Mission (AMM) sehingga diharapkan upaya damai dapat
diwujudkan secepatnya. Kedua MoU tersebut menjadi prinsip dasar bagi para pihak
dan digunakan sebagai pedoman untuk diimplementasikan dengan dimonitor oleh
AMM.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Persatuan
sebagai landasan untuk mencapai ketahanan nasional. Dari kesatuan pandangan
akan didapat ketahanan nasional yang kuat. Dengan adanya kesamaan pandangan
antara pemerintah dengan masyarakat maka dengan mudah pemerintah dapat
menentukan politik dan strategi nasional. Jika wawasan nasional, ketahanan
nasional serta politik dan strategi nasional suatu bangsa tercapai maka tujuan
nasional bangsa tersebut tidak hanya menjadi cita-cita belaka tetapi dapat
terwujud.
Saran
Setelah membaca
makalah ini hendaknya pembaca dapat mengetahui dan memahami pentingnya
persatuan dalam suatu negara demi terciptanya ketahanan nasional yang kokoh dan
kuat. Serta dapat melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
(1) Abubakar,
Suardi, 2007, Menuju Masyarakat Madani,
Yudhistira, Jakarta.
(2) Karsono,
Dedi, 1999, Kewiraan Tinjauan Strategis dalam Berbangsa dan
Bernegara, Grasindo, Jakarta.
(3) Lembaga
Ketahanan Nasional, 1995, Ketahanan
Nasional, Balai Pustaka, Jakarta.
(4) Lembaga
Pertahanan Nasional (Lemhannas), 1993, Kewiraan
Untuk Mahasiswa, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
(5) Sumarsono,
2005, Pendidikan Kewarganegaraan, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
CURRICULUM VITAE
Nama : Nindia
Rianasari
Tempat, Tanggal
Lahir : Jakarta, 21 Juni 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Kondisi : Sehat
Tinggi badan :
163 cm
Berat badan : 42 kg
Alamat : Jalan Anggrek 9 No 6-7 Blok AS 32 RT/005 RW/014
Kranggan Permai,
Bekasi
Hobby : Hangout,
Nonton, Baca Buku, Online
Cita
– Cita :
Menjadi Perempuan Karir
PENDIDIKAN FORMAL
n Tahun 2011-Sekarang :
Universitas Gunadarma
Ø Manajemen Ekonomi-Fakultas Ekonomi
Ø IPK: 3,24
n Tahun 2008-2011 :
SMA 113 Jakarta
n Tahun 2005-2008 :
SMP 230 Jakarta
n Tahun 1999-2005 :
SD Cilangkap 04 Pagi Bekasi
n Tahun 1997-1999 :
TK Al-Jihad Bekasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar